-->

Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani, Tujuan serta Kebutuhan Dalam Pembelajaran

Pengertian Sarana dan Prasarana adalah - Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1227), mengartikan bahwa sarana adalah “segala sesuatu yang didapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan, syarat, upaya”. Menurut Agus S. Suryobroto (2004: 4), sarana atau alat adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dan mudah dipindah bahkan dibawa oleh pelakunya atau siswa. Contohnya; bola, raket, pemukul, tongkat, balok, selendang, gada, bet, shuttle cock, dll. Sarana atau alat sangat penting dalam memberikan motivasi peserta didik untuk bergerak aktif, sehingga siswa sanggup melakukan aktivitas dengan sungguh-sungguh yang akhirnya tujuan aktivitas dapat tercapai. Sedangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007 yang berisi tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs)  dan


Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/SMA), sarana adalah “perlengkapan belajar yang dapat dipindah-pindah”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sarana pendidikan jasmani merupakan peralatan atau benda yang digunakan untuk membantu dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dan peralatan itu dapat dipindah atau dibawa oleh siswa.

Definisi Sarana dan Prasaranan Menurut Para Ahli

Menurut Agus S. Suryobroto (2004: 4) prasarana atau perkakas adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dan sifatnya mudah dipindah (bisa semi permanen) akan tetapi berat atau sulit. Contohnya seperti matras, peti lompat, kuda-kuda, palang tunggal, palang sejajar, palang bertingkat, meja tenis meja, trampolin, dll. Sedangkan prasarana atau fasilitas adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, bersifat permanen atau tidak dapat dipindah- pindahkan. Contohnya seperti lapangan (sepakbola, bola voli, bola basket, bola tangan, bola keranjang, tenis lapangan, bulu tangkis, softball, kasti, kippers, rounders, salgball, hoki), aula (hall), kolam renang, dll. Selanjutnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1099) mengartikan bahwa prasarana merupakan “segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dsb)”. Proses yang dimaksud disini adalah proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.

Dari pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prasarana atau perkakas pendidikan jasmani merupakan segala sesuatu perlengkapan yang dapat membantu dan mendukung dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Prasarana yang memiliki sifat bisa dipindah-pindahkan namun berat (semi permanen) atau dibawa oleh siswa, sedangkan fasilitas yang memiliki sifat tidak bisa dipindah-pindahkan  (permanen).

Tujuan Sarana dan Prasarana

Menurut Agus S. Suryobroto (2004: 4) Tujuan sarana dan prasarana pendidikan jasmani dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah untuk:
  1. Memperlancar jalannya pembelajaran. Hal ini mengandung arti bahwa dengan adanya sarana dan prasarana akan menyebabkan pembelajaran menjadi lancar, seperti tidak perlu antri atau menunggu siswa yang lain dalam melakukan aktivitas.
  2. Memudahkan gerak. Dengan sarana dan prasarana diharapkan akan mempermudah proses pembelajaran pendidikan jasmani.
  3. Mempersulit gerakan. Maksudnya bahwa secara umum melakukan gerakan tanpa alat akan lebih mudah jika dibandingkan dengan menggunakan alat.
  4. Memacu siswa dalam bergerak. Maksudnya siswa akan terpacu melakukan gerakan jika menggunakan bola, dibanding hanya membayangkan saja. Begitu pula melempar lembing lebih tertarik dengan alat lembing dibanding hanya gerakan bayangan.
  5. Kelangsungan aktivitas, karena jika tidak maka tidak jalan. Contohnya main lapangan tanpa ada bola, tidak mungkin. Main sepakbola tanpa ada lapangan tidak akan berjalan/terlaksana.
  6. Menjadikan siswa tidak takut untuk melakukan gerakan/aktivitas. Sebagai misal untuk melakukan gerakan salto ke depan atau lompat tinggi gaya flop, jika ada  busa yang tebal, maka siswa berani melakukan dibanding hanya ada busa yang tipis.

Menurut Kasmir (dalam Andriko dan Elva, 2012: 111) faktor sarana dan prasarana sangat mendukung terhadap kualitas pelayanan yang diberikan nantinya. Adapun manfaat sarana dan prasarna pendidikan jasmani untuk mendukung proses pembelajaran menurut Agus S. Suryobroto (2004: 5-6) adalah:
  1. Dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan siswa, karena siswa bersikap, berfikir dan bergerak. Dalam hal ini dengan adanya sarana dan prasarana dapat lebih memotivasi siswa dalam bersikap, berfikir, dan melakukan aktivitas jasmani atau fisik.
  2. Gerakan dapat lebih mudah atau sulit. Dengan sarana dan prasarana dapat memudahkan gerakan yang sulit, contoh: guling lenting lebih mudah dibantu dengan peti lompat dibanding tanpa menggunakan peti lompat. Sebaliknya dalam kaitanya mempersulit gerakan yang mudah, sebagai contoh: secara umum melakukan gerakan awal tanpa alat lebih mudah dibanding dengan menggunakan alat.
  3. Dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan. Contoh: seberapa tinggi siswa dalam melompat tinggi, maka diperlukan tiang dan mistar lompat tinggi, bukanya tanpa mistar dan lompat tinggi.
  4. Menarik perhatian siswa. Siswa akan lebih tertarik menggunakan alat yang diberikan hiasan atau warna yang memang menarik daripada lazimnya. Contoh: lembing yang diberi ekor akan menghasilkan lemparan yang menarik, dibanding tanpa diberi ekor.

Adanya sarana dan prasarana dalam pendidikan jasmani harapanya dapat memperlancar proses pembelajaran dan tujuan pendidikan jasmani pun bisa tercapai tanpa melalaikan unsur keamanan para siswa dalam menggunakan sarana dan prasarana yang ada. Seperti yang diungkapkan oleh Agus S. Suryobroto (2004: 16-18) tentang persyaratan sarana dan prasarana pendidikan jasmani yaitu :
  1. Aman, unsur keamanan merupakan unsur pokok dalam pendidikan jasmani, artinya keamanan dalam pendidikan jasmani merupakan prioritas utama sebelum unsur lain.
  2. Mudah dan murah, sarana dan prasarana tersebut mudah dan murah didapat/disiapkan/diadakan, dan jika membeli tidaklah mahal harganya, namun tidak mudah rusak.
  3. Menarik, sarana dan prasarana yang baik, jika menarik bagi penggunaannya, artinya siswa senang menggunakanya,  bukan sebaliknya.
  4. Memacu untuk bergerak, dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan jasmani akan memacu siswa untuk bergerak.
  5. Sesuai dengan kebutuhan, dengan menyediakan sarana dan prasarana hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan siswa atau penggunaannya.
  6. Sesuai dengan tujuan, sarana dan prasarana hendaknya sesuai dengan tujuan.
  7. Tidak mudah rusak, maksudnya adalah penggunaan sarana dan prasarana hendaknya tidak hanya digunakan satu atau dua kali saja.
  8. Sesuai dengan lingkungannya, maksudnya adalah jangan sampai mengadakan sarana dan prasarana yang tidak sesuai dengan kondisi sekolah, misalnya sarana dan prasarana yang cocok untuk lapangan lunak namun digunakan untuk lapangan keras.

Sarana dan prasarana pendidikan jasmani dibutuhkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah menjadi hal yang penting dalam proses pembelajaran, karena tanpa adanya sarana dan prasarana membuat proses pembelajaran pendidikan jasmani berjalan kurang baik dan tujuan pendidikan jasmani pun tidak tercapai.

Kebutuhan    Sarana    dan    Prasarana    dalam    Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Menurut Agus S Suryobroto (2004:6) “Kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan jasmani dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah sangat vital artinya bahwa pembelajaran pendidikan   jasmani harus menggunakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan”. Utamanya fasilitas harus ada setiap pembelajaran pendidikan jasmani, tidak boleh tidak. Misalnya lapangan, gedung (hall), kolam renang, alam terbuka, dan lain-lain. Menurut Depdikbud (dalam Yetty Sarjono, 2007: 70) sarana dan prasarana pendidikan merupakan sumber daya yang peting dan utama dalam menompang kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Apabila sekolah tidak memiliki fasilitas, seperti lapangan dan hall maka ini merupakan kendala yang sangat berarti bagi kelancaran proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar. Jika yang kurang itu hanya alat maka masih bisa di akali oleh guru, seperti halnya dapat diakali dengan memodifikasinya. Namun, jika yang tidak ada fasilitas, maka guru tidak bisa berbuat banyak terhadap kondisi tersebut dan menyebabkan hak siswa untuk bergerak dan bermain tidak dapat disalurkan.

Ditambah penjelasan dari Peraturan Pemerintahan Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 yang berisi tentang standar sarana dan prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, pada pasal 1 yang dijelaskan bahwa standar sarana dan prasarana harus mencakup kriteria minimum. Sehingga dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah setidaknya sarana dan prasarana yang ada di sekolah harus mencakup kriteria minimum, karena hal tersebut akan berpengaruh dalam suatu proses pembelajaran pendidikan jasmani.

Begitu juga menurut M. Husni Thamrin (2011: 36), bahwa alat olahraga yang harus dimiliki Sekolah Dasar dengan jumlah murid 300 siswa maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 1. Alat olahraga yang harus dimiliki SD dengan jumlah 300 siswa
segala sesuatu yang didapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani, Tujuan serta Kebutuhan Dalam Pembelajaran

Daftar Pustaka Makalah Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani

Husein Umar. (2002). Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Agus S. Suryobroto. (2004). Diktat Mata Kuliah Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

Andriko Firma dan Elva Rahmah. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pemustaka Di Perpustakaan Kopertis Wilayah X. Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan (Vol. 1, No. 1). Hal 111.

Yetty Sarjono. (2007). Faktor-faktor Strategik Pelayanan Dosen Dan Dampaknya Terhadap Kepuasan Mahasiswa FKIP Universitas Muhamadiyah Surakarta Tahun Akademik 2005-2006. Varidika (Vol.1, Nomor 1 Juni tahun 2007)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel